30 June 2008

Edisi Terakhir Tribun Timur Euro Update dan Kepemimpinan Portal Tribun, www.tribun-timur.com

Sumber: www.tribun-timur.com

Senin, 30-06-2008 | 06:42:05
Pagi Ini, Edisi Terakhir Tribun Timur Euro Update Beredar
Laporan: Irfan Syuhudi, Mansur AM, Aqsa Riyandi. tribuntimurcom@yahoo.com
 

SETELAH terbit sejak 8 Juni 2008, ketika Euro 2008 dimulai, Tribun Timur Euro Update edisi terakhir terbit pagi ini dengan laporan lengkap hasil final Euro 2008: Spanyol juara.

Bagi penggemar Spanyol, edisi ini dilengkapi dengan satu halaman warna skuad Spanyol serta rapor pemain Jerman dan Spanyol di partai final.

Tribun Timur Euro Update merupakan edisi khusus Euro 2008 yang diterbitkan surat kabar Tribun Timur, Makassar, setiap pagi, beberapa jam setelah edisi reguler Tribun Timur beredar di pasar.

Ini merupakan terobosan terbaru Tribun Timur serta satu-satunya di Makassar dan Indonesia timur demi memanjakan pencinta bola Makassar dengan berita-berita terbaru dari pentas Euro 2008 di Austria dan Swiss.

Berita-berita Euro 2008 juga diupdating di tribun-timur.com, menjadikan pengunjung portal Tribun Timur ini meroket tajam.

Rata-rata jumlah pengunjung setiap hari 4.666 IP address dengan lebih dari 100 ribu kali kunjungan per hari, serta rata-rata jumlah halaman yang dibuka 27.066 setiap hari, jauh meninggalkan portal berita lainnya.

Ini juga semakin memperkokoh posisi tribun-timur.com sebagai portal berita real time dengan pengunjung terbesar di Makassar dan Indonesia timur.

Selamat untuk Spanyol dan para pendukung Matador.

Semoga Tribun Timur Euro Update dan tribun-timur.com bermanfaat. Nantikan terobosan Tribun Timur berikutnya.

Tribun Timur,
Selalu yang Pertama


--
Tribun Timur,
Surat Kabar Terbesar di Makassar
http://www.tribun-timur.com

FORUM DISKUSI PEMBACA TRIBUN TIMUR
tribun.freeforums.org

Usefull Links:

http://jurnalisme-makassar.blogspot.com
http://jurnalisme-tv.blogspot.com
http://jurnalisme-radio.blogspot.com
http://jurnalisme-blog.blogspot.com
http://makassar-updating.blogspot.com
http://makassar-bugis.blogspot.com

29 June 2008

Indonesia Urutan ke-81 Tempat Berbisnis Terbaik

Peringkat daya tarik bisnis Indonesia naik delapan tingkat, dari peringkat 89 tahun lalu ke peringkat 81 tahun ini, demikian majalah Forbes. Tapi tetap saja, peringkat Indonesia masih sangat jauh, katakanlah, dibandingkan dengan Malaysia.

Sumber: Tribun Timur, Makassar
http://www.tribun-timur.com/view.php?id=85326&jenis=Makassar


Minggu, 29-06-2008 | 13:59:14 
Indonesia Urutan ke-81 Tempat Berbisnis Terbaik
Laporan: persda network/tribuntimurcom@yahoo.com
 
Jakarta, Tribun - Indonesia menempati urutan ke-81 sebagai negara terbaik untuk melakukan kegiatan bisnis pada tahun ini. Seperti dikutip dari Forbes, Minggu (29/6), tahun sebelumnya Indonesia menempati peringkat 89.
 
Tingkat inflasi Indonesia terus bergerak turun, sementara posisi cadangan devisa di atas 50 miliar dolar AS dan perfoma pasar saham berada di peringkat ketiga terbaik di dunia selama 2006 dan 2007. Keadaan itu ditunjang karena investor global mencari negara yang bisa memberi tingkat pengembalian yang tinggi.

Pemerintah Indonesia telah melakukan reformasi di sektor keuangan termasuk reformasi pajak dan kepabeanan. Indonesia dinilai mampu mengatasi masalah-masalah ekonomi akibat bencana alam. Peraturan investasi yang dikeluarkan pada Maret 2007 merupakan cara untuk memberi kenyamanan bagi investor untk berinvestasi di Indonesia.

Survei ini dilakukan terhadap 121 negara di dunia. Peringkat pertama ditempati Denmark, AS menduduki peringkat ke-4, Hongkong urutan ke-9, dan Australia peringkat ke-13.

Adapun Malaysia menempati peringkat ke-38, China di peringkat 79, Filipina di uturan 91, dan Vietnam berada di urutan ke-113.(*)

--
Tribun Timur,
Surat Kabar Terbesar di Makassar
http://www.tribun-timur.com

FORUM DISKUSI PEMBACA TRIBUN TIMUR
tribun.freeforums.org

Usefull Links:

http://jurnalisme-makassar.blogspot.com
http://jurnalisme-tv.blogspot.com
http://jurnalisme-radio.blogspot.com
http://jurnalisme-blog.blogspot.com
http://makassar-updating.blogspot.com
http://makassar-bugis.blogspot.com

26 June 2008

Barrack Obama, Calon Presiden AS, Kampanye, dan Komunitas Muslim AS


ARTIKEL The New York Times ini barangkali bisa memberikan sisi lain tentang Barrack Obama, pergulatannya di tengah pemilih yang mayoritas non-Muslim, dan masa lalu yang begitu kental dengan warna Muslim.

Andrea Elliott, sang penulis, melukiskan bagaimana Obama (atau para pengawal dan tim kampanyenya?) menghindarkan Obama dari orang-orang Islam pada masa kampanye. Simak selengkapnya:

Sumber:
http://www.nytimes.com/2008/06/24/us/politics/24muslim.html?_r=1&oref=slogin


Muslim Voters Detect a Snub From Obama


Published: June 24, 2008

As Senator Barack Obama courted voters in Iowa last December, Representative Keith Ellison, the country's first Muslim congressman, stepped forward eagerly to help.
Damon Winter/The New York Times

Barack Obama, on the altar at Ebenezer Baptist Church in Atlanta, has appeared in synagogues this campaign but no mosques.

Mr. Ellison believed that Mr. Obama's message of unity resonated deeply with American Muslims. He volunteered to speak on Mr. Obama's behalf at a mosque in Cedar Rapids, one of the nation's oldest Muslim enclaves. But before the rally could take place, aides to Mr. Obama asked Mr. Ellison to cancel the trip because it might stir controversy. Another aide appeared at Mr. Ellison's Washington office to explain.

"I will never forget the quote," Mr. Ellison said, leaning forward in his chair as he recalled the aide's words. "He said, 'We have a very tightly wrapped message.' "

When Mr. Obama began his presidential campaign, Muslim Americans from California to Virginia responded with enthusiasm, seeing him as a long-awaited champion of civil liberties, religious tolerance and diplomacy in foreign affairs. But more than a year later, many say, he has not returned their embrace.

While the senator has visited churches and synagogues, he has yet to appear at a single mosque. Muslim and Arab-American organizations have tried repeatedly to arrange meetings with Mr. Obama, but officials with those groups say their invitations — unlike those of their Jewish and Christian counterparts — have been ignored. Last week, two Muslim women wearing head scarves were barred by campaign volunteers from appearing behind Mr. Obama at a rally in Detroit.

In interviews, Muslim political and civic leaders said they understood that their support for Mr. Obama could be a problem for him at a time when some Americans are deeply suspicious of Muslims. Yet those leaders nonetheless expressed disappointment and even anger at the distance that Mr. Obama has kept from them.

"This is the 'hope campaign,' this is the 'change campaign,' " said Mr. Ellison, Democrat of Minnesota. Muslims are frustrated, he added, that "they have not been fully engaged in it."

Aides to Mr. Obama denied that he had kept his Muslim supporters at arm's length. They cited statements in which he had spoken inclusively about American Islam and a radio advertisement he recorded for the recent campaign of Representative Andre Carson, Democrat of Indiana, who this spring became the second Muslim elected to Congress.

In May, Mr. Obama also had a brief, private meeting with the leader of a mosque in Dearborn, Mich., home to the country's largest concentration of Arab-Americans. And this month, a senior campaign aide met with Arab-American leaders in Dearborn, most of whom are Muslim. (Mr. Obama did not campaign in Michigan before the primary in January because of a party dispute over the calendar.)

"Our campaign has made every attempt to bring together Americans of all races, religions and backgrounds to take on our common challenges," Ben LaBolt, a campaign spokesman, said in an e-mail message.

Mr. LaBolt added that with religious groups, the campaign had largely taken "an interfaith approach, one that may not have reached every group that wishes to participate but has reached many Muslim Americans."

The strained relationship between Muslims and Mr. Obama reflects one of the central challenges facing the senator: how to maintain a broad electoral appeal without alienating any of the numerous constituencies he needs to win in November.

After the episode in Detroit last week, Mr. Obama telephoned the two Muslim women to apologize. "I take deepest offense to and will continue to fight against discrimination against people of any religious group or background," he said in a statement.

Such gestures have fallen short in the eyes of many Muslim leaders, who say the Detroit incident and others illustrate a disconnect between Mr. Obama's message of unity and his campaign strategy.

"The community feels betrayed," said Safiya Ghori, the government relations director in the Washington office of the Muslim Public Affairs Council.

Even some of Mr. Obama's strongest Muslim supporters say they are uncomfortable with the forceful denials he has made in response to rumors that he is secretly a Muslim. (Ten percent of registered voters believe the rumor, according to a poll by the Pew Research Center.)

(Page 2 of 2)

In an interview with "60 Minutes," Mr. Obama said the rumors were offensive to American Muslims because they played into "fearmongering." But on a new section of his Web site, he classifies the claim that he is Muslim as a "smear."


"A lot of us are waiting for him to say that there's nothing wrong with being a Muslim, by the way," Mr. Ellison said.

Mr. Ellison, a first-term congressman, remains arguably the senator's most important Muslim supporter. He has attended Obama rallies in Minnesota and appears on the campaign's Web site. But Mr. Ellison said he was also forced to cancel plans to campaign for Mr. Obama in North Carolina after an emissary for the senator told him the state was "too conservative." Mr. Ellison said he blamed Mr. Obama's aides — not the candidate himself — for his campaign's standoffishness.

Despite the complications of wooing Muslim voters, Mr. Obama and his Republican rival, Senator John McCain, may find it risky to ignore this constituency. There are sizable Muslim populations in closely fought states like Florida, Michigan, Ohio and Virginia.

In those states and others, American Muslims have experienced a political awakening in the years since Sept. 11, 2001. Before the attacks, Muslim political leadership in the United States was dominated by well-heeled South Asian and Arab immigrants, whose communities account for a majority of the nation's Muslims. (Another 20 percent are estimated to be African-American.) The number of American Muslims remains in dispute as the Census Bureau does not collect data on religious orientation; most estimates range from 2.35 million to 6 million.

A coalition of immigrant Muslim groups endorsed George W. Bush in his 2000 campaign, only to find themselves ignored by Bush administration officials as their communities were rocked by the carrying out of the USA Patriot Act, the detention and deportation of Muslim immigrants and other security measures after Sept. 11.

As a result, Muslim organizations began mobilizing supporters across the country to register to vote and run for local offices, and political action committees started tracking registered Muslim voters. The character of Muslim political organizations also began to change.

"We moved away from political leadership primarily by doctors, lawyers and elite professionals to real savvy grass-roots operatives," said Mahdi Bray, executive director of the Muslim American Society Freedom Foundation, a political group in Washington. "We went back to the base."

In 2006, the Virginia Muslim Political Action Committee arranged for 53 Muslim cabdrivers to skip their shifts at Dulles International Airport in Northern Virginia to transport voters to the polls for the midterm election. Of an estimated 60,000 registered Muslim voters in the state, 86 percent turned out and voted overwhelmingly for Jim Webb, a Democrat running for the Senate who subsequently won the election, according to data collected by the committee.

The committee's president, Mukit Hossain, said Muslims in Virginia were drawn to Mr. Obama because of his support for civil liberties and his more diplomatic approach to the Middle East. Mr. Hossain and others said his multicultural image also appealed to immigrant voters.

"This is the son of an immigrant; this is someone with a funny name," said James Zogby, president of the Arab American Institute, who is a Christian who has campaigned for Mr. Obama at mosques and Arab churches. "There is this excitement that if he can win, they can win, too."

Yet some Muslim and Arab-American political organizers worry that the campaign's reluctance to reach out to voters in those communities will eventually turn them off. "If they think that they are voting for a campaign that is trying to distance itself from them, my big fear is that Muslims will sit it out," Mr. Hossain said.

Throughout the primaries, Muslim groups often failed to persuade Mr. Obama's campaign to at least send a surrogate to speak to voters at their events, said Ms. Ghori, of the Muslim Public Affairs Council.

Before the Virginia primary in February, some of the nation's leading Muslim organizations nearly canceled an event at a mosque in Sterling because they could not arrange for representatives from any of the major presidential campaigns to attend. At the last minute, they succeeded in wooing surrogates from the Clinton and Obama campaigns by telling each that the other was planning to attend, Mr. Bray said. (No one from the McCain campaign showed up.)

Frustrations with Mr. Obama deepened the day after he claimed the nomination when he told the American Israel Public Affairs Committee that Jerusalem should be the undivided capital of Israel. (Mr. Obama later clarified his statement, saying Jerusalem's status would need to be negotiated between Israelis and Palestinians.)

Osama Siblani, the editor and publisher of the weekly Arab American News in Dearborn, said Mr. Obama had "pandered" to the Israeli lobby, while neglecting to meet formally with Arab-American and Muslim leaders. "They're trying to take the votes without the liabilities," said Mr. Siblani, who is also president of the Arab American Political Action Committee.

Some Muslim supporters of Mr. Obama seem to ricochet between dejection and optimism. Minha Husaini, a public health consultant in her 30s who is working for the Obama campaign in Philadelphia, lights up like a swooning teenager when she talks about his promise for change.

"He gives me hope," Ms. Husaini said in an interview last month, shortly before she joined the campaign on a fellowship. But she sighed when the conversation turned to his denials of being Muslim, "as if it's something bad," she said.

For Ms. Ghori and other Muslims, Mr. Obama's hands-off approach is not surprising in a political climate they feel is marred by frequent attacks on their faith.

Among the incidents they cite are a statement by Mr. McCain, in a 2007 interview with Beliefnet.com, that he would prefer a Christian president to a Muslim one; a comment by Senator Hillary Rodham Clinton that Mr. Obama was not Muslim "as far as I know"; and a remark by Representative Steve King, Republican of Iowa, to The Associated Press in March that an Obama victory would be celebrated by terrorists, who would see him as a "savior."

"All you have to say is Barack Hussein Obama," said Arsalan Iftikhar, a human rights lawyer and contributing editor at Islamica Magazine. "You don't even have to say 'Muslim.' "

As a consequence, many Muslims have kept their support for Mr. Obama quiet. Any visible show of allegiance could be used by his opponents to incite fear, further the false rumors about his faith and "bin-Laden him," Mr. Bray said.

"The joke within the national Muslim organizations," Ms. Ghori said, "is that we should endorse the person we don't want to win."

--
Tribun Timur,
Surat Kabar Terbesar di Makassar
http://www.tribun-timur.com

FORUM DISKUSI PEMBACA TRIBUN TIMUR
tribun.freeforums.org

Usefull Links:

http://jurnalisme-makassar.blogspot.com
http://jurnalisme-tv.blogspot.com
http://jurnalisme-radio.blogspot.com
http://jurnalisme-blog.blogspot.com
http://makassar-updating.blogspot.com
http://makassar-bugis.blogspot.com

Total Alumni Universitas Hasanuddin Makassar 94.835 Orang


BERAPA total alumni Universitas Hasanuddin, Makassar? Universitas terbesar dan terbaik di Indonesia timur ini mencapai 94.835 orang.
 
Sumber: Tribun Timur, Makassar
www.tribun-timur.com


Kamis, 26-06-2008 
Alumni Unhas Terbaik Cuma Kuliah 21 Bulan
Hasilkan 1.113 Alumni pada Wisuda Sarjana dan Pascasarjana
 
Makassar, Tribun - Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar prosesi wisuda program sarjana dan program diploma periode IV tahun ajaran 2007/2008, di Baruga A P Pettarani, Rabu (25/6) pagi.
Sebanyak 902 mahasiswa program sarjana serta 15 mahasiswa program diploma tiga mengikuti prosesi yang dipimpin langsung Rektor Unhas, Prof Dr dr Idrus A Paturusi. Hingga wisuda Rabu kemarin, Unhas sudah menelorkan sebanyak 94.835 wisudawan-wisudawati.
 
Lulusan terbaik program sarjana berhasil diraih oleh Marwati, alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unhas, dengan nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) sebesar 3,93. Marwati berhasil menempuh kuliahnya hanya dalam waktu 3 tahun 9 bulan.
Lulusan terbaik lainnya dari program eksakta, berhasil diraih Ruslam, alumni dari Fakultas MIPA, dengan nilai IPK sebesar 3,83. Waktu kuliah berhasil ditempuhnya selama 3 tahun 8 bulan.
Selain mewisuda program sarjana, Rektor Unhas juga mewisuda 196 mahasiswa program pascasarjana (PPs) dan program profesi. Jumlah lulusan program ini hingga Rabu kemarin mencapai 11.469 alumni.
Wisudawan terbaik berhasil dari program doktor diraih Zainuddin yang merupakan doktor dalam bidang Ilmu Pertanian. Zainuddin menyelesaikan program doktornya selama 46 bulan dengan IPK 3,82 dan predikat sangat memuaskan. Sedangkan program magister, wisudawan terbaik diraih oleh Ambo Upe, magister sosiologi dengan masa studi selama 21 bulan dengan IPK 3,97 dan predikat sangat memuaskan.


--
Tribun Timur,
Surat Kabar Terbesar di Makassar
http://www.tribun-timur.com

FORUM DISKUSI PEMBACA TRIBUN TIMUR
tribun.freeforums.org

Usefull Links:

http://jurnalisme-makassar.blogspot.com
http://jurnalisme-tv.blogspot.com
http://jurnalisme-radio.blogspot.com
http://jurnalisme-blog.blogspot.com
http://makassar-updating.blogspot.com
http://makassar-bugis.blogspot.com

Foto Tentang Budaya Sulsel Dipamerkan di Societeit de Harmonie

Societeit de Harmonie. Letaknya di Jl Riburane, persis depan kantor RRI Makassar. Dekat kawasan Pelabuhan Makassar.  Juga tidak jauh dari Pantai Losari Makassar.

Bangunan Societeit de Harmonie peninggalan zaman Belanda. Sama juga dengan Fort Rotterdam, benteng peninggalan Belanda yang letaknya tak jauh dari Societeit de Harmonie.

Societeit de Harmonie menjadi markasnya seniman Makassar. Sehari-harinya, bangunan satu lantai di tepi jalan strategis ini sepi. So pasti lebih rame mal, simbol modernitas zaman sekarang. Kesenian akan menjadi masa lalu dan mal akan menjadi masa depan? Entahlah.

Sumber: Tribun Timur, Makassar
www.tribun-timur.com

Kamis, 26-06-2008 
Foto Tentang Budaya Sulsel Dipamerkan di Societeit de Harmonie
Makassar, Tribun - Sekitar 60 foto karya fotografer Makassar dipamerkan di Societeit de Harmoni (Gedung Kesenian), Jl Riburane, Makassar, Rabu (25/6) tadi malam hingga 29 Juni 2008.
Foto-foto yang dipamerkan tersebut merupakan hasil perburuan Perkumpulan Fotografer Makassar (Performa) saat melakukan hunting foto di beberapa daerah di Sulawesi Selatan, bulan lalu. Sebagian foto juga berasal dari karya mahasiswa yang tergabung pada Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi Unhas.
 
"Karena foto-foto tersebut paling banyak didominasi oleh tema lansekap, aktivitas masyarakat, kegiatan anak-anak," kata panitia pelaksana pameran, Alem Febri Sonni, Rabu (25/6).
Sebelum pameran dibuka, panitia juga meluncurkan buku 1357 KM. Buku ini berisi foto-foto karya fotografer Makassar yang melakukan tur keliling Sulsel untuk mendapatkan foto-foto tersebut. Angka 1.357 km menunjukkan jarak yang mereka tempuh selama pencarian obyek foto di beberapa daerah di Sulawesi Selatan.


--
Tribun Timur,
Surat Kabar Terbesar di Makassar
http://www.tribun-timur.com

FORUM DISKUSI PEMBACA TRIBUN TIMUR
tribun.freeforums.org

Usefull Links:

http://jurnalisme-makassar.blogspot.com
http://jurnalisme-tv.blogspot.com
http://jurnalisme-radio.blogspot.com
http://jurnalisme-blog.blogspot.com
http://makassar-updating.blogspot.com
http://makassar-bugis.blogspot.com

Tidak Satu Pun Peserta UN di Enam SMP di Makassar Lulus

Ini malapetaka ujian nasional. Tidak satu pun siswanya lulus. Apa kerja guru-gurunya?

Sumber: Tribun Timur, Makassar
www.tribun-timur.com

Kamis, 26-06-2008 
Ada SMP dengan Kelulusan Nol Persen
Enam Kepala Sekolah Bakal Dipanggil
 
Makassar, Tribun - Dinas Pendidikan Kota Makassar mencatat ada enam sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) yang tingkat kelulusannya nol persen alias tidak ada yang lulus. Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, M Natsir Aziz, akan memanggil enam kepala sekolah tersebut.
Enam SLTP tersebut seluruhnya adalah sekolah swasta, yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah 4, SMP Yapenda Pusat, SMP Ki Hajar Dewantara, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Muhammadiyah Cabang Mamajang, MTs YPIQ Al Musyahwirah, dan MTS TPI Makassar.
 
"Bagaimana pun juga mereka terkejut dengan hasil ini. Tapi maumi diapa, itulah hasilnya. Nanti setelah mereka tenang, kepala sekolahnya akan saya panggil, kenapa bisa sampai tidak ada yang lulus," ujar Natsir di Kantor Dinas Pendidikan Kota Makassar, Rabu (25/6).
Di SMP Muhammadiyah 4 hanya sembilan peserta ujian nasional (UN), semuanya tidak lulus. Di SMP Yapenda Pusat terdapat 19 siswa peserta UN dan tidak lulus semua, di SMP Ki Hajar Dewantara hanya 18 peserta UN dan tidak lulus semua.
Sementara di MTs Muhammadiyah Mamajang terdapat 13 peserta UN dan dinyatakan tidak lulus semuanya. Di MTs TPI Makassar hanya tercatat delapan peserta dan tidak lulus semua. Yang agak banyak di Mts YPIQ Al Musyahwirah yaitu 48 peserta dan tidak ada satu pun yang lulus.
Natsir mengatakan, keenam sekolah itu merupakan sekolah yang aktif. Berbeda dengan beberapa sekolah yang memang tidak memiliki aktifitas belajar dan mengajar. Tetapi hal ini membuktikan bahwa aktifitas belajar-mengajar di sekolah-sekolah tersebut sangat tidak baik.
Di Makassar, ada 126 SMP swasta dan 26 Mts swasta yang tercatat di Dinas Pendidikan Kota Makassar. Jumlah keseluruhan peserta UN SMP swasta sebesar 7.208. Sebanyak 1.470 siswa di antaranya tidak lulus. Sementara di Mts swasta terdapat 1.883 peserta UN dan 558 tidak lulus.

Hanya 71,40 Persen
TINGKAT kelulusan SLTP di Makassar tahun ini anjlok dibandingkan tahun lalu. Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, M Natsir Azis, mengatakan, hal ini terjadi karena banyak siswa yang tidak bisa memenuhi standar kelulusan 5,25 yang memang lebih tinggi 25 poin dibanding tahun lalu.
Secara keseluruhan tercatat 19,919 siswa kelas tiga SMP dan MTs negeri maupun swasta yang ikut ujian nasional (UN). Jumlah peserta yang tidak lulus sebanyak 5.697 siswa atau 28,60 persen. Sedangkan jumlah siswa yang lulus sebanyak 14.222 siswa atau 71,40 persen.
Terkait dengan hal ini, Komisi D DPRD Kota Makassar akan memanggil Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar hari ini. Selain meminta penjelasan tentang tingginya persentase ketidaklulusan, anggota DPRD juga akan menanyakan tentang standar penerimaan SMA yang dinilai terlampau tinggi.


--
Tribun Timur,
Surat Kabar Terbesar di Makassar
http://www.tribun-timur.com

FORUM DISKUSI PEMBACA TRIBUN TIMUR
tribun.freeforums.org

Usefull Links:

http://jurnalisme-makassar.blogspot.com
http://jurnalisme-tv.blogspot.com
http://jurnalisme-radio.blogspot.com
http://jurnalisme-blog.blogspot.com
http://makassar-updating.blogspot.com
http://makassar-bugis.blogspot.com

UN Anjlok, Mendiknas Bela Guru

Di Sulawesi Selatan, hasil Ujian Nasional SMP tahun ini cukup jelek. Lebih 16 ribu siswa tidak lulus UN.
Sumber: Tribun Timur, Makassar
http://www.tribun-timur.com/view.php?id=84566&jenis=Front

Rabu, 25-06-2008 
UN Anjlok, Mendiknas Bela Guru
Sebut UN 2008 Lebih Jujur; Pastikan Tidak Ada Ujian Susulan; AnggotaDPD Asal Sulsel Usul UN Dihentikan; Prof Qashim Mathar Ingatkan Syahrul soal Potensi KKN di Pendidikan Gratis
 
Makassar, Tribun - Menteri Pendidikan Nasional, Prof Dr Bambang Sudibyo, mengatakan, penurunkan persentase kelulusan pada Ujian Nasional (UN) disebabkan oleh penyelenggaraan ujuan yang lebih serius dan jujur.
"Kira-kira hal itu bisa dipahami karena banyak pemerintah daerah (pemda) yang melakukan pengawasan UN dengan sangat ketat," kata Bambang usai membuka Lomba Kreativitas Siswa (LKS) Nasional XVI antar SMK di Celebes Convention Center (CCC), Makassar, Selasa (24/6).
 
Mendiknas membela para guru yang dinilainya sudah bekerja dengan optimal dalam pengawasan UN, terutama pada tingkat SMP.
Sebelumnya, sejumlah kalangan sempat menilai guru kurang maksimal dalam memberikan bekal kepada para siswa.
Hasil UN SMP menempatkan Sulsel di peringkat ke-26 dari 33 provinsi untuk persentase kelulusan. Sementara untuk hasil UN SMA, posisi Sulsel jauh lebih baik dengan berada di peringkat kesembilan (Tribun, 24/6)
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo berjanji melakukan sejumlah perbaikan agar prestasi Sulsel ke depan jauh lebih baik.
"Saya kira kita melakukan evaluasi. Kita harus bekerja keras dan memperbaiki kinerja di bidang pendidikan," kata Syahrul yang menggagas pendidikan dan kesehatan gratis ini.
Pakar pendidikan, Prof Dr Arismundar Mpd, menilai, ada beberapa hal yang harus digenjot dan menjadi perhatian serius pemda (lihat, Warning).
"Pembelajaran harus betul-betul berorientasi pada standar kelulusan. Kita juga harus mengoptimalkan proses belajar mengajar di sekolah agar dapat mengembangkan potensi anak didik," kata Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) ini.
Dalam kesempatan terpisah, Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Prof Dr Qasim Mathar, mengingatkan, pemprov harus berhati-hati dalam pelaksanaan pendidikan gratis.
"Kita melihat ada potensi KKN (kolusi, korupsi, dan nepotisme) dalam pelaksanaan pendidikan gratis di lapangan. Karena itu harus ada pengawasan yang lebih ketat," kata Qasim.

Bermartabat
Mendikas mengatakan, upaya serius pemda diperlihatkan saya lihat gubernur turun langsung memantau pelaksanaan UN, bahkan meminta bantuan polisi.
"Gubenur benar-benar ingin menyelenggarakan UN di daerahnya itu dengan cara yang bermartabat. Hasil ini menurut saya yang lebih baik," ujarnya.
Meski persentase kelulusan tahun ini menurun dibandingkan tahun lalu, Bambang mengatakan bukan karena standar kelulusan yang terlalu tinggi.
Bahkan nilai standar kelulusan itu tiap tahun akan dinaikkan."Kita akan naikkan standar itu dan tingkat kelulusan bergerak di situ-situ juga," ujarnya.
Menurutnya, hasil tahun ini memang tidak banyak berubah dari tahun lalu. Di tingkat SMA perubahan hanya berbeda sekitar 0,5 persen dan di tingkat SMP hanya berbeda satu sampai dua persen.
Mengenai permintaan beberapa sekolah untuk menghapus pelaksanaan UN, Bambang menilai itu bukan jalan terbaik. Dia menambahkan, keinginan seperti itu selalu muncul setiap tahun.
Ditanya apakah akan ada ujian susulan untuk siswa yang tidak lulus tahun ini, dengan tegas Bambang menyatakan tidak akan ada ujian susulan. "Tidak ada, tidak ada ujian susulan," tegasnya.

Hentikan UN
Di Jakarta, anggota DPD RI asal Sulsel, Ishak Pamumbu Lambe, mengatakan sistem UN harus dihentikan karena tidak menjembatani keadaan di daerah serta mencakup prinsip kognitif-psikomotorik.
Ishak menambahkan, UN mengabaikan kecerdasan, potensi, dan kemampuan anak yang multilevel serta mengabaikan keunggulan dan kemampuan khusus karena hanya mengakui anak yang berkemampuan tertentu saja.
Berbagai masalah moral hazard yang menyertai penyelenggaraan UN seperti pembocoran soal adalah distorsi organik atau cacat bawaan sebagai sistem evaluasi pendidikan.
"Distorsi organik tersebut dalah tanggung jawab menteri pendidikan nasional sebagai top manager urusan bidang pendidikan," tegas Ishak.
Dia juga menilai, UN mengabaikan prinsip hak pendidikan yang direalisasikan dengan kesetaraan kesempatan karena ketiadaan perlakuan khusus terhadap anak di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat terpencil, mengalami bencana alam atau sosial, dan tidak berkemampuan secara ekonomi.


--
Tribun Timur,
Surat Kabar Terbesar di Makassar
http://www.tribun-timur.com

FORUM DISKUSI PEMBACA TRIBUN TIMUR
tribun.freeforums.org

Usefull Links:

http://jurnalisme-makassar.blogspot.com
http://jurnalisme-tv.blogspot.com
http://jurnalisme-radio.blogspot.com
http://jurnalisme-blog.blogspot.com
http://makassar-updating.blogspot.com
http://makassar-bugis.blogspot.com

25 June 2008

Dipukul Orang Tak Dikenal, Anggota DPRD Bulukumba Masuk IRD



Aduh, kasihan juga ya... anggota DPRD kok dipukul?

Sumber: Surat Kabar Tribun Timur, Makassar
http://www.tribun-timur.com/view.php?id=84531&jenis=Makassar

Rabu, 25-06-2008 | 00:21:36 
Dipukul, anggota DPRD Bulukumba Masuk IRD
Laporan: imam wahyudi. wahyudi_eki@yahoo.com
 
Bulukumba, Tribun - Anggota DPRD Bulukumba yang juga Ketua DPC Partai Bintang Reformasi Bulukumba, Mustamin Patawari Philip, dilarikan ke Rumah Sakit Andi Sultan Dg Radja, Bulukumba, pukul 23.00 wita.
 
Informasi yang berhasil dihimpun Tribun menyebutkan, anggota DPRD dari daerah pemilihan Kecamatan Gantarang dan Kindang ini masuk ke rumah sakit setelah dipukul oleh pria yang belum diketahui identitasnya di lingkungan Ponre, Kelurahan Matekko, Kecamatan Gantarang, Bulukumba.

Lokasi kejadian tersebut tidak jauh dari Markas Polsek Gantarang.

Isu pemukulan ini dibantah oleh keponakan Philip, Hikmawati, yang mengatakan bahwa Philip tidak dipukul melainkan terjatuh karena kelelahan.

Kapolsek Gantarang Iptu Ramli mengaku belum tahu penyebab kejadian tersebut. Ia mengaku belum mendapat laporan dari bawahannya di lapangan.

Informasi lain menyebutkan, Philip dipukul di bagian wajah dengan keras sehingga ia tidak sadarkan diri. Motifnya diduga karena dendam lama sejak SMA dulu. (*)

--
Tribun Timur,
Surat Kabar Terbesar di Makassar
http://www.tribun-timur.com

FORUM DISKUSI PEMBACA TRIBUN TIMUR
tribun.freeforums.org

Usefull Links:

http://jurnalisme-makassar.blogspot.com
http://jurnalisme-tv.blogspot.com
http://jurnalisme-radio.blogspot.com
http://jurnalisme-blog.blogspot.com
http://makassar-updating.blogspot.com
http://makassar-bugis.blogspot.com

24 June 2008

Sekkab Toraja Boyong Tim ke DPR RI

http://www.tribun-timur.com/view.php?id=84470&jenis=Makassar

Selasa, 24-06-2008 | 20:09:47 
Sekkab Toraja Boyong Tim ke DPR RI
Laporan: Taufiq Nadsir, opy_tribuntimur@yahoo.com
 
Makassar, Tribun - Sekretaris Pemerintah Kabupaten Tana Toraja YS Dalipang yang juga ketua tim pembentukan Tana Toraja Utara memimpin rombongan ke Jakarta, Selasa (24/6).
 
"Rombongan kami ke Jakarta terdiri dari para tokoh masyarakat, tokoh pemuda,tokoh agama, anggota legislatif dan pejabat eksekutif, dipimpin oleh bapak sekkab," kata Fitra, staf Pemkab Toraja yang juga sekretaris KNPI Toraja.

Mereka berada di Gedung DPR RI dan mendengarkan serta menyimak Sidang Paripurna DPR RI mengenai keputusan pemekaran wilayah, termasuk Toraja.(*)


--
Tribun Timur,
Surat Kabar Terbesar di Makassar
http://www.tribun-timur.com

FORUM DISKUSI PEMBACA TRIBUN TIMUR
tribun.freeforums.org

Usefull Links:

http://jurnalisme-makassar.blogspot.com
http://jurnalisme-tv.blogspot.com
http://jurnalisme-radio.blogspot.com
http://jurnalisme-blog.blogspot.com
http://makassar-updating.blogspot.com
http://makassar-bugis.blogspot.com

UN SMA, Sulsel Nomor 9 Nasional


Ya, masih agak mending dibandikan hasil UN SMP.

http://www.tribun-timur.com/view.php?id=84373&jenis=Front

Selasa, 24-06-2008 
UN SMA, Sulsel Nomor 9 Nasional
UN SMP, Sulsel Urutan Ke-26 dari 33 Provinsi; Sisi Persentase Kelulusan; Kalah dari Sulut, Sulbar, Sultra, dan Gorontalo; Di Atas Sulteng dan Bangka Belitung; Anwar Arifin: Dipengaruhi Sekolah Swasta dan Daerah Terpencil
 
Makassar, Tribun - Sulawesi Selatan (Sulsel) berada di peringkat kesembilan tingkat kelulusan secara nasional merujuk pada hasil ujian nasional (UN) SMA/sederajat 2008. Bali, Jawa Barat, dan Kalimantan Timur berada di posisi tiga besar.
Data tersebut diperoleh Tribun dari Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP), Senin (23/6). Dua provinsi di Sulawesi, Sulawesi Utara dan Gorontalo, berada di atas Sulsel yakni di posisi keenam dan ketujuh.
 
Namun untuk tingkat SMP/sederajat, posisi Sulse berada di urutan 26 dari 33 provinsi. Di Sulawesi, Sulsel hanya unggul di atas Sulawesi Tengah.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang)
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) RI, Prof Dr Mansyur Ramly, yang dikonfirmasi terpisah, membenarkan data BSNP tersebut.
"Data tersebut mengacu pada tingkat kelulusan peserta UN. Sedangkan data soal peringkat nilai per jurusan atau mata pelajaran, saya belum mengetahui," katanya.
Dihubungi terpisah, Wakil Kepala Dinas Diknas Sulsel,
Saleh Gottang, mengaku belum mendapat informasi seputar posisi Sulsel di UN SMP dan SMA secara nasional.
Namun, bila mengacu pada nilai UN tahun 2007, Sulsel berada di posisi keempat untuk jurusan IPA, posisi keempat IPS, dan keenam untuk jurusan bahasa.
"Kalau tahun lalu tidak ada data seperti yang Anda sebutkan. Kita hanya mendapat data dengan merujuk pada nilai rata-rata," katanya.

Naikkan Standar
Mansyur berharap, semua pihak bisa melakukan evaluasi untuk menghasilkan kualitas UN yang lebih baik di tahun yang akan datang.
Secara nasional, Mansyur mengungkapkan, daerah yang fasilitasnya terbilang rendah juga mengalami peningkatan nilai rata-rata UN. Padahal, batas nilai standar yang ditetapkan pemerintah meningkat dan jumlah mata pelajaran bertambah dibandingkan tahun lalu.
Sebelumnya, Mendiknas Bambang Soedibyo mengatakan, kenaikan nilai rata-rata itu memungkinkan nilai minimal kelulusan UN SMA tahun depan juga akan dinaikkan. "Kenaikan itu demi meningkatkan kualitas mutu pendidikan di masa mendatang," kata Bambang.
Standar nilai UN 2008 adalah 5,25. Jika disesuaikan dengan peningkatan rutin 0,25 poin setiap tahun, standar nilai UN 2009 akan menjadi 5,5.
Kenaikan standar nilai tersebut dianggap penting karena siswa dihadapkan pada persaingan dunia yang semakin ketat.
Untuk mencapainya, harus ada peningkatan kualitas pendidikan di segala tingkat demi mengejar ketinggalan dengan negara lain.

Sekolah Swasta

Menanggapi hasil UN SMP Sulsel yang cukup terpuruk, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Prof Dr Anwar Arifin, mengatakan, kualitas sebagian sekolah swasta dan sekolah di daerah terpencil menjadi salah satu penyebab keterpurukan tersebut.
Anggota DPR RI asal Sulsel ini juga mengaku belum mendapat informasi resmi soal posisi Sulsel secara nasional. "Saya baru membaca di media kalau kelulusan UN SMP di Sulsel sekitar 80 persen," kata guru Besar Universitas Hasanuddin ini.
Pelaksanaan UN SMA di Sulsel sempat tercoreng oleh kasus pembocoran kunci jawaban yang melibatkan enam sekolah swasta, termasuk SMA Kartika Wirabuna yang masuk kategori SMA swasta ternama.
Sedangkan Saleh menilai, masih banyak banyak yang perlu dievaluasi dalam UN kali ini. Salah satunya adalah tingkat kesulitan soal yang perlu dikaji ulang.
"Kesadaran tenaga pendidik, membenahi skill anak didik agar bisa menjalani proses belajar mengajar, juga harus menjadi perhartian kita," kata Saleh.
Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan yang menunjang proses belajar mengajar juga diharapkan bisa membantu memperbaiki kualitas dan kuantitas siswa yang lulus.

--
Tribun Timur,
Surat Kabar Terbesar di Makassar
http://www.tribun-timur.com

FORUM DISKUSI PEMBACA TRIBUN TIMUR
tribun.freeforums.org

Usefull Links:

http://jurnalisme-makassar.blogspot.com
http://jurnalisme-tv.blogspot.com
http://jurnalisme-radio.blogspot.com
http://jurnalisme-blog.blogspot.com
http://makassar-updating.blogspot.com
http://makassar-bugis.blogspot.com

Ujian Nasional, Sulsel Kalah dari Papua-NTT

Sulsel dikenal sebagai kampungnya Wakil Presiden Jusuf Kalla. Provinsi terdepan di Indonesia timur menghasil beberapa tokoh nasional seperti Baharuddin Lopa, Tanri Abeng, Beddu Amang, Achmad Nurhani, Aksa Mahmud, Alifian Mallarangeng, Rizal Mallarangeng, Andi Mattalatta, Basri Hasanuddin, dan masih banyak lagi.

Belakangan, posisi Sulsel merosot. Gorontalo muncul sebagai provinsi baru dan terkenal secara nasional berkat kepeloporan Gubernur Fadel Muhammad.

Ini fakta memprihatikan: mutu pendidikan Sulsel terus merosot. Makassar, ibu kota Sulsel, hanya dikenal sebagai kota seribu demonstrasi, tindakan kriminal, dan tawuran mahasiswa. Menyedihkan.

Simak surat kabar Tribun Timur, Makassar, berikut ini:
http://www.tribun-timur.com/view.php?id=84162&jenis=Front

Senin, 23-06-2008 
UN, Sulsel Kalah dari Papua-NTT
Hasil UN 2008; Mansyur Ramly: Pendidikan Kita Masih Labil; Syahrul Akui UN Tidak Maksimal; Diknas Belum Tahu Peringkat Sulsel
 
Makassar, Tribun - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) Prof Dr Mansyur Ramly mengungkapkan, nilai ujian nasional (UN) tahun 2008 di Papua, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) lebih baik dibandingkan Sulsel.
 
Manysur mengungkapkan hal tersebut saat diminta tanggapannya seputar hasil UN SMA dan SMP 2008 di kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI), Makassar, Minggu (22/6).
Mantan Rektor UMI ini hadir dalam acara gerak jalan menyampbut Milad Ke-54 UMI di Kampus UMI, Jl Urip Sumoharjo.
"Karena siswanya menjawab dengan jujur dan tanpa intervensi luar, nilai mereka (Papua dan Nusa Tenggara) menjadi lebih baik," katanya.
Namun dia menambahkan, tak hanya Sulsel yang mengalami penurunan angka rata-rata UN. Kondisi tersebut terjadi di beberapa daerah dengan batas toleransi yang masih wajar.
Ditemui terpisah di Mal GTC, Gubernur Syahrul Yasin Limpo juga mengakui bila hasil UN tahun ini kurang maksimal. Menurutnya, pemerintah provinsi akan menggenjot kembali prestasi Sulsel di bidang pendidikan (lihat, Perlu Orientasi).
Hingga kemarin, belum diperoleh posisi Sulsel secara nasional di UN tahun 2008, baik untuk tingkat SMA yang sudah diumumkan dua lalu maupun hasil UN SMM yang diumumkan akhir pekan lalu.
Wakil Kepala Dinas Diknas Sulsel Saleh Gottang dan Kepala Sub Dinas Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Asri Hasyib yang dihubungi terpisah belum mengetahui perkembangan dari depdiknas.
Biasanya hasil UN secara nasional disampaikan setelah ada pertemuan seluruh dinas pendidikan provinsi di Jakarta.
"Mungkin dalam waktu dekat, kita sudah tahu hasilnya setelah pertemuan dengan seluruh dinas pendidikan provinsi di Jakarta," kata Asri.

Kunci Salah
Mansyur menyebutkan, kenaikan standar angka ujian tak banyak berpengaruh secara nasional. Sebab rata-rata nilai ujian siswa SMP dan SMA naik satu poin dibandingkan tahun sebelumnya.
Artinya, kenaikan jumlah siswa yang tak lulus sebesar 0,5 persen tidak terlalu signifikan. Guru besar di bidang ekonomi ini menyatakan, adanya penurunan nilai hasil ujian secara garis besar karena faktor mata pelajaran dan eksternal.
Bertambahnya mata pelejaran yang diujikan (IPA) dan banyaknya oknum yang tidak bertanggung jawab yang menyebarkan kuncil jawaban yang salah untuk kepentingan sesaat dan uang. "Bukan hanya di Sulsel, kami banyak menemukan bukti dan indiksi yang sama dari daerah lain," katanya.
Kasus pembocoran soal menimpa enam SMA swasta di Makassar yang berujung pada keputusan mengulang UN tersebut. Bahkan, kasus tersebut sempat sampai ke polisi meski perkembangannya menjadi tak jelas saat ini.
Nilai UN di Sulsel untuk SMP tahun 2008 ini relatif turun. Bahkan, Kota Makassar yang menjadi barometer berada di urutan ke 21 dan Gowa di urutan 22. Dari 18.374 siswa SMP yang mengikuti UN di Makassar, sebanyak 5.639 siswa (30,10 persen) tidak lulus.


Pendidikan Gratis
Pertemuan antara Syahrul dan Mansyur di pelataran Masjid Al Markaz saat melepas gerak jalan juga dihadiri Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin.
Ini adalah kali pertama sejak berakhirnya kampanye Pilkda Sulsel, 1 November lalu. "Pak Syahrul sering SMS tapi baru pertama kali inilah kami bertemu," kata Mansyur.
Dia mengatakan, dalam pertemuan singkat itu, Syahrul menyatakan harapannya agar mansyur ikut mendukung program pendidikan gratis di Sulsel.
"Pak Syahrul meminta saya mendukung program pemerintah yakni pendidikan gratis, dan saya bilang sebagai pejabat pusat dan orang Sulsel saya akan mendukung," katanya.
Mansyur mengatakan untuk meninjau efetrivitas pendidikan gratis yang mulai dijadikan komoditas politik di pilkada, Balitbang Depdiknas mulai Juli ini akan melalukan penelitian khusus.
Selain Sulsel, DKI Jakarta juga akan dijadikan percontohah penelitian pendidikan gratis dan peningkatan mutu pendidikan untuk level provinsi dan Jembrana (Bali) untuk level kabupaten.
"Instrumennya sudah siap dan kami akan cari satu lagi kabupaten yang sudah menerapkan ini," kata Mansyur.

Parepare
Dari Parepare dilaporkan, 853 siswa SMP tidak lulus dari 2.162 peserta UN dengan persentase ketidaklulusan mencapai 39,79 persen.
Bahkan terdapat satu sekolah, yakni SMP PGRI 2 yang tidak satu pun siswanya lulus.
Kepala SMP Negeri 9 Parepare, Paita, menilai,
yang membuat anjlok ketidaklulusan itu karena adanya kunci jawaban yang beredar dan menyesatkan siswa.
Akibatnya, siswa bersangkutan menjadi malas belajar dan minat mengikuti mata pelajaran pada kegiatan belajar-mengajar juga berkurang.
Sekolah berstandar internasional seperti SMP 2 Parepare bahkan tidak bisa meluluskan sebanyak 137 siswanya dari 312 siswanya yang ikut ujian.
Sementara PGRI 2 Parepare, dari 37 pesertanya tak satupun yang lulus. Di SMP 3, dari 218 peserta hanya 78 siswa yang lulus.
Suasana pengumuman kelulusan siswa SMP di Parepare sendiri tidak begitu meriah dengan aksi pawai di jalan. Hanya sekelompok siswa saja yang terlihat melakukan konvoi kelulusan.


--
Tribun Timur,
Surat Kabar Terbesar di Makassar
http://www.tribun-timur.com

FORUM DISKUSI PEMBACA TRIBUN TIMUR
tribun.freeforums.org

Usefull Links:

http://jurnalisme-makassar.blogspot.com
http://jurnalisme-tv.blogspot.com
http://jurnalisme-radio.blogspot.com
http://jurnalisme-blog.blogspot.com
http://makassar-updating.blogspot.com
http://makassar-bugis.blogspot.com

23 June 2008

Hotel-hotel Berbintang di Makassar

Hotel-hotel berbintang
di Makassar
Sumber: http://www.hotelscombined.com/City/Makassar.htm




Sort by:
Popularity Price Stars Location User Rating Name
749,800 IDR
per night

Imperial Aryaduta Hotel Makassar
Description: The Sedona hotel is located on Makassar's waterfront, just 30 minutes away from the International Airport and close proximity to business districts and major tourist ...
Location:  City Center -  Map More Photos
649,981 IDR
per night

Sahid Jaya Hotel Makassar
Description: The convivial atmosphere, along with friendly staff and comfortable accommodation of Sahid Jaya Hotel Makassar will make your stay a success. The hotel is located in ...
Location:  City Center -  Map More Photos
481,451 IDR
per night

Horison Hotel Makassar
Description: Hotel Horison Makassar in Makassar is one of the most popular Hotels in Indonesia. The Location of Hotel Horison Makassar in Makassar is close to the central ...
Location:  City Center -  Map More Photos
770,692 IDR
per night

Clarion Hotel Makassar
Description: The Clarion Hotel in Makassar is one of the elite Hotels in Makassar. The building of the hotel is perhaps the tallest in the eastern part of Indonesia. Located in ...
Location:  City -  Map More Photos
547,841 IDR
per night

Aston Hotel Makassar
Description: Aston Hotel Makassar (formerly Country Inn & Suites) is located close to the sea front, business district, governors mansion and offices within easy walking ...
Location:  City Center -  Map More Photos
640,696 IDR
per night

Sahid Raya Hotel Makassar
Description: Sahid Raya, Makassar, ...
Location:  Makassar -  Map More Photos
547,841 IDR
per night

Pantai Gapura Hotel Makassar
Description: One of the finest Hotels in Makassar in Indonesia, Hotel Pantai Gapura Makassar welcomes you in a quintessential Makassar way . Located in the heart of the city, ...
Location:  Near Center -  Map More Photos
742,836 IDR
per night

Golden Hotel Makassar
Description: Makassar Golden Hotel in Makassar in Indonesia Makassar Golden Hotel in Makassar in Indonesia is a well known Budget Hotel. It is one of the good Budget ...
Location:  Countryside -  Map More Photos
519,985 IDR
per night

Singgasana Hotel Makassar
Description: One of the finest Hotels in Makassar in Indonesia, Singgasana (formerly Marannu Tower) Hotel Makassar warmly welcomes you with the finest facilities and services.
Location:  Near Center -  Map More Photos
Price On Request

Sedona Makassar Hotel
Description: - Hotel Sedona Makassar Is Located On The Popular Losari Beach Esplanade, It Is The Ideal Choice For Business And Leisure Traveler. For Centuries Traders ...

Location:  Ujung Padang -  Map
Price On Request

Royal Regency Hotel
Description: - HOTEL YEAR BUILT - 2004 ADDITIONAL PROPERTY DESCRIPTION - ROYAL REGENCY HOTEL IS LOCATED ON THE SHORES OF LOSARI BEACH, CLOSE TO THE HEART OF THE CITY SHOPPING ...

Location:  Makassar -  Map
Price On Request

Quality Hotel Makassar
Description: Makassar, the provincial capital of South Sulawesi in Indonesia, is the largest city on Sulawesi Island and one of the most desired tourist destinations in the ...
Location:  City -  Map More Photos
Price On Request

Santika Hotel Makassar
Description: The newly built Santika Hotel, Makassar offers it guests a variety of accommodation options to suit and pamper their senses. The beautiful interior design and ...
Location:  City -  Map More Photos


--
Tribun Timur,
Surat Kabar Terbesar di Makassar
http://www.tribun-timur.com

FORUM DISKUSI PEMBACA TRIBUN TIMUR
tribun.freeforums.org

Usefull Links:

http://jurnalisme-makassar.blogspot.com
http://jurnalisme-tv.blogspot.com
http://jurnalisme-radio.blogspot.com
http://jurnalisme-blog.blogspot.com
http://makassar-updating.blogspot.com
http://makassar-bugis.blogspot.com