04 October 2007

A serial article from Tribun Timur (6): Menjadi Social Business Enterprise





A serial article from Tribun Timur (6): Menjadi Social Business Enterprise

"Ulasan Marketing 3.0 Hermawan Kartajaya"
Tribun Timur, Makassar
Thursday, 20 September 2007

This is the encrypt from the article

IN the future. Anda tidak akan menang jika hanya menguasai teknologi. Anda mesti pakai art (seni). Teknologi dan art itu harus menyatu.
Di masa depan bukan lagi marketer diperhatikan tapi customer. Kalau customer melihat Anda melakukan doing good thing, Anda akan dianggap hebat.
The Body Shop terkenal karena dia ada perjuangan yang diembannya (prinsip), jadi bukan cuma ingin menjadi kaya atau menjadi besar. Atau bukan cuma vision driven atau mission driven, tapi ada di luar visi dan misi yang disebut value atau prinsip-prinsip tertentu.
Dampak dari perubahan budaya dan keinginan customer yang terjadi saat ini membuat competing to be the icon (competitor) karena customer juga menjadi more participative customer.

Dengan perubahan ini juga maka perusahaan (company) harus menjadi becoming a social business enterprise. Jika tidak, perusahaan Anda akan mati. Change-nya age of participation flattening global world the power of us.
Jika Anda mengikuti aliran a social business enterprise seperti The Body Shop, maka Anda tak perlu berpikir untuk menjadi yang terbesar, tidak perlu berebut market share, tetapi Anda akan mendapat hard share, social share, Anda akan dicintai kemudian soul share, Anda dijiwai oleh orang. Itu yang luar biasa .
Tapi kalau Anda ingin melakukan sesuatu dengan banting harga supaya market share-nya besar tapi kualitasnya habis. Itu membuat Anda menjadi pihak yang tak bertangungjawab terhadap kemanusiaan. Itu kan tak sesuai dengan hati nurani kita dan ajaran agama kita masing-masing.
Lalu "What"-nya adalah: saya ingin menggambarkan begini, Nabi Muhammad SAW itu kan mempunyai identitas yang jelas, positioning beliau adalah Al Amien (dipercaya) dan beliau membuktikan dengan integritasnya (brand integrity).
Jadi ada "3i" dalam marketing itu. Yakni identity Anda apa? Bukan sekadar nama. Anda bisa bikin nama (brand) tapi perlu identitas yang berbeda (positioning). Lalu integrity dan image
Sekarang saya ingin positioning mengajari marketing yang sufi. Bukan lagi mengajar orang door to door. Tapi sekarang saya ingin dipersesepsi memberi inspirasi untuk melakukan marketing secara jujur, marketing yang tidak menghalalkan segala cara, marketing yang tidak sekadar mission saja, tapi yang berdasarkan value atau prinsip.
Marketing seperti itu juga saya ingin sebut sebagai marketing Bhagawat Gita bukan lagi marketing Sun Tzu. Saya sekarang kalau disuruh bicara marketing Sun Tzu saya agak berat menyanggupinya walau dibayar dua kali lipat.
Jadi untuk menjadi perusahaan yang social business enterprise mulai dari memiliki seperti intelectual quation (IQ), what i thing dengan memiliki vision-driven marketing untuk menjadi good business.
Lalu memiliki emotional (EQ), what i feel dengan memiliki mission driven marketing untuk menjadi great business. Dan ternyata itu tak cukup.
Menjadi social business enterprise juga perlu nilai spiritual (SQ), what i am dengan memiliki values driven marketing sehingga menjadi sebuah sustainable business. Inilah Marketing 3.0. (fir)

No comments: