05 October 2007
A serial article from Tribun Timur (3): Sekarang Serba Ponsel
A serial article from Tribun Timur (3): Sekarang Serba Ponsel
"Ulasan Marketing 3.0 Hermawan Kartajaya"
Tribun Timur, Makassar
Monday, 17 September 2007
This is the encrypt from the article
MARKETING 3.0 apa itu? Kalau kita lihat model 4C (change, customer, company, competitor) yang selalu saya pakai dalam buku-buku saya sebelumnya, maka kita tak cukup dengan produk yang bagus atau mengenal customer dengan baik.
Itulah untuk membedakan marketing dengan selling. Kalau orang sale itu yang satu itu (salesmen), punya produk, kalau dia jagoan produk apa pun bisa dijualnya.
Tapi kalau orang marketing tak melihat sekadar produknya dia melihat customer-nya dulu lalu menciptakan produk yang kira-kira cocok dengn customer.
Starbucks itu contohnya. Produknya kopi biasa tapi karena dia lihat segmen customer yang dia sasar sekarang sumpek kalau minum kopi di rumah atau di kantor, dan cofee shop yang ada belum memberikan freedom (kebebasan) yang sesunguhnya bagi customer.
Maka dia menciptakan produk yang cocok sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang menghendakinya. Ini namanya customer centric.
Produknya bukan the best tapi mengutamakan kebutuhan customer.
Trend Baru
Ada beberapa trend baru yang membuat perusahaan- perusahan melakukan perubahan baik dari aspek change, customer, company, maupun competitor.
Perubahan trend itu terkait dengan teknologi (technology), political legal, ekonomi, social culture, dan pasar (market).
Era digitalization yang ditandai dengan trend teknologi sekarang kan luar biasa tuh.
Pasar selular di Makassar sekarang ramai, ada Telkomsel, Indosat, XL, Flexi, Fren, dan lainnya. Kondisi itu membawa perubahan yang besar terhadap budaya dan kebiasaan masyarakat di Sulsel.
Sekarang orang di daerah terpencil pun sekarang sudah inform dengan cepat bisa mencek sesuatu yang dibutuhkannya.
Nah teknologi ini yang membawa orang ke arah globalisasi (globalization) sehingga orang minta demokrasi (political legal), otonomi daerah (economy), orang berontak dengan tak mau lagi mengikuti social culture Jawa saja seperti Orde Baru dulu.
Zamannya Orde Baru saat Soeharto dulu berkuasa, political legal-nya monoton tuh, tiap pemilu tak menarik, Soeharto terus yang menang. Sekarang untuk 2009 (pemilu) nanti orang tak tahu siapa presidennya ya..rame terus kan. Saya ketemu JK (Wakil Presiden Jusuf Kalla) dua bulan lalu dan menjelaskan bahwa Indonesia sebenarnya teknologinya sudah bergeser.
Dulu belum digitalization, zamannya Bung Karno saya sebut Indonesia 1.0, Indonesia pada saat Bung Karno teknologinya masih agraris. Karena itu politik menjadi panglima. partainya banyak gak karu-karuan. Zaman Pak Harto saya sebut Indonesia 2.0. Teknologinya sudah bergeser dari agriculture ke industri. Sekarang ini SBY dan JK, eranya ICT (information, communication and technology). Buktinya apa? Petani- petani sekarang belum tentu punya sawah tapi memiliki ponsel.
Jadi ponsel itu sekarang menjadi panglima bukan lagi tanah. Kalau zamannya Bung Karno dulu, orang belum punya tanah dia tidak bisa hidup. Karena itu banyak terjadi protes soal penguasaan tanah.
Sedangkan di zamannya Pak Harto kalau orang tak punya mesin, tak bisa hidup karena kurang produktif. Petani meski punya teknologi yang bernama mesin. Sekarang teknologi bernama ICT karena itu panglimanya sekarang mestinya sosial dan budaya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment