05 October 2007

A serial article from Tribun Timur (5): Menjual Konsep Syariah




A serial article from Tribun Timur (5): Menjual Konsep Syariah

"Ulasan Marketing 3.0 Hermawan Kartajaya"
Tribun Timur, Makassar
Wednesday, 19 September 2007

This is the encrypt from the article

PELANGGAN sekarang tak mau lagi jadi subordinir. Tak mau menjadi satu level di bawah Anda. Kalau dulu top down, sekarang customer minta diikutkan.
Fenomena laptop murah misalnya menjadi indikasi customer mau diikutkan dan mau dipahami, termasuk tren blog menjadi salah satu indikator. Yang bisa mem- building brand Anda yaitu customer. Serahkan kepada customer untuk build your brand.

Anita Roddick tidak pernah membangun brand The Body Shop dengan advertising satu arah. Anita cuma memberi inspirasi kepada customer-nya bahwa orang kecil perlu dibela.
Ini tentunya ada yang setuju dan tidak setuju, kondisi inilah yang membuat brand-nya menjadi kuat.
Globalisasi yang kedua mengatakan sebetulnya karena Anda tak perlu berada di suatu tempat tertentu untuk berhasil.
Misalnya tak perlu di Jakarta untuk berhasil. Di Makassar juga bisa mengalahkan orang Jakarta kalau mengetahui caranya. Misalnya, memiliki akses internet yang memadai.
Makanya globalisasi pun punya 1.0 di era tahun 1492- 1800, ini era the new world dan powerfull countries. Kemudian globalization 2.0 (1800-2000) di mana dunia menjadi terasa kecil dan tumbuh multinational companies. Di dua masa ini barat mendominasi.
Nah untuk globalization 3.0 sekarang siapa saja bisa mendominasi. Makanya ada buku The World is Flat. Apa artinya ini? Dunia menjadi datar dan Anda memiliki kesempatan yang sama di mana pun saja Anda berada.


Nomor Satu
Karena itu saya punya semangat. Aku orang Indonesia. Mark Plus saya dirikan dari Surabaya ke Jakarta. saya mesti bisa menjadi nomor satu di wilayah South Esast Asia 2010 nanti, 2015 untuk Asia, dan 2020 menjadi nomor satu di dunia.
Saya sudah bilang semua kepada anak buah saya. Saya mesti menjadi seorang yang produktif, sekarang sudah menulis enam buku, dan baru-baru ini menang untuk education training untuk GE Asia. Tahukan GE merupakan perusahaan terkemuka dunia.
Model 4C akan saya ajarkan di GE. Orang GE mau tahu tentang marketing maka mereka perlu tahu competitor, change, customer, dan company, dan saya bungkus dengan praktis dan sederhana.
Makanya saya bilang, marketing itu kejujuran, Anda tak perlu ngomong dengan cara profesor atau susah-susah beli gelar, ngapain.


Konsep Syariah
Kejujuran bisa juga cerminnya pada menyederhanakan konsep dan argumen. Ibu Siti Fajriah (deputi gubernur bidang perbankan syariah Bank Indonesia) mengatakan bahwa ia cocok dengan saya.
Kalau perbankan syariah dijual dengan istilah-istilah aslinya yang bahasa Arab, ini susah. Maknya ia ajak saya untuk mencarikan bahasa Indonesia dari layanan bank syariah agar gampang dijual.
Mengapa hal ini perlu dilakukan, karena baru 1,7 persen orang Muslim Indonesia yang mengerti dan mau memanfaatkan jasa bank syariah.
Padahal produk syariah jika dijelaskan saja sebagai produk kejujuran, profesionalisme, dan sebagainya, maka akan menjangkau target market yang non-Muslim.
Bank Mega Syariah yang di Surabaya letaknya di depan Pasar Atom, China Town. Kepala cabangnya Cina Katolik, sekarang majunya luar biasa. Ini karena menyederhanakan marketing. (fir)

No comments: