04 October 2007

A serial article from Tribun Timur (7): Belajarlah Berdagang di Islam




A serial article from Tribun Timur (7): Belajarlah Berdagang di Islam

"Ulasan Marketing 3.0 Hermawan Kartajaya"
Tribun Timur, Makassar
Friday, 21 September 2007

This is the encrypt from the article

Apa yang membedakan Islam dari agama-agama lain? Ini pertanyaan yang sering saya dapatkan ketika saya mulai sering berbicara tentang Marketing Syariah.
Begini. Pada marketing, yang penting melakukan yang terbaik. Islam itu di mata saya mengajarkan hal itu dan saya menilai Islam sebagai The Complete for Good Life.
Karena Islam memberikan pemahaman bagaimana bedagang dengan baik, berkeluarga dengan adil.

Nabinya Islam, Rasulullah, yang mengajarkan bagaimana berdagang dengan benar dan jujur.
Islam juga mengajarkan bagaimana menjadi diploma dengan baik, ada caranya dalam Al Quran dan hadis.
Demikian pula untuk berperang secara adil juga diajarkan dalam Islam. Saya tidak mengatakan agama lain itu jelek. Tapi Islam itu punya keunikan tersendiri.
Itulah mengapa kita perlu melakukan sesuatu yang terbaik hingga melakukan atau menawarkan yang berbeda dengan penuh kejujuran.

Nilai inilah dalam Marketing 3.0, itulah meaning of marketing, yakni integritas. Makna marketing itu yakni integritas itu dan Al Amin (bisa dipercaya seperti Rasulullah).
Seperti halnya motor Harley Davidson. Itu jujur diakui oleh produsennya bukan sebagai motor terbaik tapi jika Anda sudah naik Harley, Anda akan lupa utang. Harley itu produk integritas karena dia tak pernah menjanjikan kenyamanan, malah panas, yang dia tawarkan adalah jika Anda naik Harley, Anda yang tidak percaya diri akan menjadi percaya diri. Lihat saja rata-rata orang yang suka Harley itu kan umurnya 50 tahun ke atas yang sudah mulai tak percaya diri. Jika berhenti di tikungan orang masih akan melihat, mempelototi, dan mengaguminya. Harley juga tidak memiliki market share yang besar tapi hidupnya enak kan, karena profitnya tinggi. Jadi ketika saya ngomong values-driven marketing, bukan berarti Anda tak perlu vison atau mission, tapi perlu memiliki value, yang bisa pula disebut dengan IQ, EQ, dan SQ.
Jadi jika marketer memiliki ketiga-tiganya (IQ, EQ, dan SQ) maka akan menjadi marketer yang good, great, dan sustainable. Contoh lain dari orang yang memiliki ketiga-tiganya itu selain Anita Roddick yakni Mohammad Yunus dengan Grameen Bank-nya (bank untuk orang miskin). Mereka ini merupakan acuan dari social business enterprise. Grameen Bank itu kan Islamic brand yang menjadi global brand. Ya itu karena kejujuran. (fir)


No comments: